Suka gemes ga sih liat pengguna jalan yang seenak jidat di jalanan? Pengen rasanya teriak ' woi, emang jalanan punya nenek moyang lo!'
Huff.
Sadar gak sih kalau jalanan semakin lama semakin ramai. Kayaknya cuma pas lebaran doang deh jalanan jadi sepi. Meningkatnya pengguna kendaraan pribadi kayaknya gak diseimbangi dengan meningkatnya akses jalan. Ya memang sih sekarang juga terbantu dengan adanya ojek online, setidaknya orang berpikir ulang untuk membeli kendaraan pribadi (like me).
Sekarang ini mudah sekali memiliki kendaraan pribadi sendiri, sales-sales dengan gencar memberikan promo menarik (demi bonus), yang penting terjual banyak tidak peduli efeknya membuat kemacetan bertambah. Ya mungkin karena efek belum memadainya sistem transportasi di negeri ini, sehingga orang lebih prefer membeli kendaraan pribadi.
Sayangnya meski sudah diatur dalam undang-undang berlalu lintas, dalam prakteknya masih banyak pengguna jalan yang menyalahi aturan tersebut. Alangkah baiknya sebelum berkendara kita sebaiknya pahami dulu aturan yang berlaku, seperti yang sudah diatur dalam Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992.
Dalam situs NTMCPOLRI, ada beberapa hal yang diatur dalam pelaksanaan berlalu lintas demi menjaga ketertiban dan keamanan kita dalam berkendara, seperti :
- Siapkan SIM, STNK dan KTP
Siapa yang tahu didepan tikungan sedang ada polisi dengan melakukan pengecekan dokumen berkendara? Kalau kita udah punya lisensi untuk berkendara ( meski hasil nembak) dan keterangan yang menyatakan tuh kendaraan milik kita, gak perlu takutlah berhadapan ama petugas. Jika suatu waktu (amit-amit) terjadi kecelakaan, dokumen diatas itu bisa mempermudah dalam mengidentifikasi kita lho.
- Siapkan Kendaraan dengan baik
Jangan lupa juga gunakan HELM ber-SNI. Bukan rasis ya, tapi demi keselamatan diri sendiri lebih baik menggunakan helm sesuai rekomendasi. Jangan lupa di klik ya.
Kedua diatas tentu aturan yang baku. Harus ditaati demi terbebas dari jerat hukum.
Namun sayangnya beberapa orang masih menganggap aturan tersebut masih kolot, toh cuma jarak pendek atau karena gak ada petugas sehingga mereka masih berkendara bebas di jalanan.
Lihat saja bocah-bocah nanggung yang udah naik motor, tarik tiga pula. T_T
Atau emak-emak berdaster, bapak-bapak bersarung, atau cabe-cabean dengan rambut berkibar-kibar. Hah. Saya juga pernah menjadi bagian seperti itu, tapi lagi-lagi saya mau berubah. Saya gak mau menyesal kemudian.
Sepanjang jalan kenangan dari rumah-kantor-rumah, sudah bosan menemukan orang-orang yang belum memahami pentingnya berkendara dengan baik. Kayak contoh :
- Merokok saat berkendara
- Pergunakan SEIN dengan benar
- Lampu atau Laser sih?
- Menghibur Anak
Jadi buk-ibuk dan pak-bapak, yuk belajar menahan hasrat di anak untuk berdiri diatas jok motor.
- Mengambil Hak Orang Lain
Tolong hargai pengguna jalan kaki yang udah kesel berhadapan pedagang kaki lima, jangan tambah kekesalan mereka.
Jangan juga ambil hak pengguna di lajur lain demi bisa lewat, bikin tambah macet tauk!
Jangan juga ambil hak penyebrang jalan!
- Sabar itu Penting
Ya kalau memang takut telat, bisa dong jalan lebih awal.
Ya kalau emang motornya gak muat masuk celah, ya jangan menghalang jalan orang lain (paling sebel liat NMax yang badannya gede sok ikut nyempil)
Ya kalau mau jalan pelan sambil ngobrol ngalor ngidul, jangan ditengah jalan.
Emang sabar itu paling penting deh dalam berkendara. Jangan mudah terpancing emosi cuma gara-gara dibelakang kita telat ngerem sehingga berhasil mencolek motor kita. Cukup berbalik dan tatap sinis!
Kadang saya berpikir kebanyakan pengemudi motor belum pernah berada di dalam mobil, hingga tidak berpikir orang-orang didalam mobil suka ngeri liat beringasnya mereka dijalanan. Jadi ayo jangan mepet-mepet mereka!
- KONSENTRASI
Kalau memang merasa sedang dalam keadaan hati dan pikiran tidak baik, lebih baik cuti berkendara. Pergunakan aplikasi ojek online atau kendaraan umum lainnya.
Seperti di awal cerita, saya juga pernah menjadi bagian orang-orang tidak tahu diri itu, tapi saya mau belajar dan berubah. Saya mencoba menghadapkan diri saya berada di posisi itu. Apalagi saya melihat Ayah saya sebagai panutan, beliau akan melarang anak-anaknya berkendara kalau SIM dan STNK dalam kondisi 'mati'.
Jadi ayo kawan, berubah demi keselamatan bersama.
Boleh ngebut asal benar.
Mari mematuhi aturan lalu lintas, bukan karena takut ditilang tapi demi keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Kita tidak hidup individual, tapi bersosial juga. Jangan kalah sama bebek yang jalannya bisa beraturan, malu dong.
Langkah kecilmu bisa mengubah dunia menjadi lebih baik bukan!
Thanks,
-anita-
No comments:
Post a Comment